Buku Fiqih Muamalah PDF: A Comprehensive Guide to Islamic Business Transactions
Fiqih muamalah is the branch of Islamic jurisprudence that deals with the rules and regulations of business transactions in Islam. It covers topics such as contracts, sales, loans, partnerships, leasing, insurance, inheritance, and more. Fiqih muamalah aims to ensure that all business dealings are conducted in accordance with the principles of justice, fairness, honesty, and mutual benefit.
buku fiqih muamalah pdf
Download Zip: https://www.google.com/url?q=https%3A%2F%2Fshoxet.com%2F2tKnhi&sa=D&sntz=1&usg=AOvVaw3eZtbsanb515084mqSDSHu
One of the best sources to learn about fiqih muamalah is the book Buku Fiqih Muamalah PDF by Dr. Muhammad Yusuf Musa. This book is a comprehensive and detailed guide to the various aspects of fiqih muamalah, based on the Quran, the Sunnah, and the opinions of various scholars. The book is written in a clear and easy-to-understand language, with examples and illustrations to help the reader grasp the concepts and applications of fiqih muamalah.
The book Buku Fiqih Muamalah PDF is available in PDF format, which makes it convenient and accessible for anyone who wants to learn about fiqih muamalah. You can download the book for free from the following link: https://www.bukufiqihmuamalah.com/download. You can also read the book online or print it out for your personal use.
If you are interested in learning more about fiqih muamalah and how to apply it in your daily life and business activities, then Buku Fiqih Muamalah PDF is the perfect book for you. It will help you understand the Islamic perspective on business transactions and how to conduct them in a way that pleases Allah and benefits yourself and others.
Utang-Piutang
Utang-piutang adalah suatu kesepakatan antara dua pihak yang berisi pemberian pinjaman uang atau barang dengan syarat pengembalian yang sama atau lebih. Muamalah jenis ini dibenarkan Islam sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 sebagai berikut:
\"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar...\" (QS. Al-Baqarah [2]: 282).
Dalam muamalah utang-piutang, Islam mengenal beberapa poin penting pelaksanaannya meliputi syarat-syarat utang-piutang, akad utang-piutang, dan larangan riba. Syarat-syarat utang-piutang mencakup pihak yang berhutang (muqtarid), pihak yang memberi hutang (muqrid), uang atau barang yang dihutangkan (ma'qud 'alaih), dan waktu pengembalian hutang (ajal). Pihak yang berhutang dan memberi hutang harus balig, berakal sehat, dan bertindak atas kehendak sendiri. Uang atau barang yang dihutangkan harus halal, suci, bermanfaat, dan diketahui jumlah dan kualitasnya oleh kedua belah pihak. Waktu pengembalian hutang harus ditentukan secara jelas dan tidak memberatkan pihak yang berhutang.
Akad utang-piutang adalah pernyataan ijab (penawaran) dari pihak yang memberi hutang dan qobul (penerimaan) dari pihak yang berhutang. Akad ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Islam menganjurkan untuk menuliskan akad utang-piutang agar terhindar dari perselisihan dan kecurangan. Islam juga menganjurkan untuk menggunakan saksi-saksi yang adil dan jujur dalam akad utang-piutang.
Larangan riba dalam muamalah utang-piutang adalah larangan untuk menambah jumlah hutang atau memperpanjang waktu pengembalian hutang dengan imbalan tertentu. Riba adalah salah satu dosa besar dalam Islam yang dapat merusak ekonomi dan keadilan sosial. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 130 sebagai berikut:
\"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.\" (QS. Ali Imran [3]: 130).
Sewa-Menyewa
Sewa-menyewa adalah suatu kesepakatan antara dua pihak yang berisi pemberian manfaat dari suatu barang atau jasa dengan imbalan tertentu. Muamalah jenis ini dibenarkan Islam sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 275 sebagai berikut:
\"...dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba...\" (QS. Al-Baqarah [2]: 275).
Dalam muamalah sewa-menyewa, Islam mengenal beberapa poin penting pelaksanaannya meliputi syarat-syarat sewa-menyewa, akad sewa-menyewa, dan larangan riba. Syarat-syarat sewa-menyewa mencakup pihak yang menyewakan (mu'jir), pihak yang menyewa (musta'jir), barang atau jasa yang disewakan (ma'jur), dan imbalan sewa (ujrah e0e6b7cb5c